PROSES
PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ)
memiliki keunikan yang sekaligus membedakannya dengan sistem belajar yang
diselenggarakan secara tatap muka. Salah satu keunikannya adalah keterpisahan
secara fisik antara pengajar dan mahasiswa. Keunikan ini sekaligus membawa
konsekuensi langsung yaitu keterbatasan proses belajar mengajar yang dilakukan
dalam bentuk tatap muka.
Untuk mengatasi keterbatasan
frekuensi pembelajaran tatap muka, maka harus dijembatani dengan penggunaan
media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengajar dan mahasiswa.
Selain itu, penggunaan media belajar juga merupakan suatu bentuk strategi yang
memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui
pemanfaatan media pembelajaran, mahasiswa dapat dengan fleksibel menentukan
waktu belajar kapan saja, dimana saja,, menyesuaikan dengan kecepatan dan gaya
belajarnya.
Media belajar utama dalam Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) adalah media cetak atau biasa dikenal sebagai modul. Bahan
belajar lainnya yang perlu dikembangkan dalam sistem pembelajaran jarah jauh
adalah media noncetak seperti audio, video, pembelajaran berbantuan komputer,
dan lain-lain.
Melihat pentingnya peranan bahan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pendidikan jarak jauh, maka
dipandang perlu untuk mengembangkan bahan pembelajaran yang baik. Tujuan utama
dari program ini adalah peningkatan kualitas dan kuantitas bahan pembelajaran.
Beranjak dari tujuan tersebut,maka dipandang perlu untuk melakukan suatu kajian
untuk mengevaluasi bahan pembelajaran yang telah ada dan digunakan oleh
mahasiswa dan tutor.
Belajar
Jarak Jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang menitik beratkan pada
proses belajar mandiri secara aktif berdasarkan paket belajar (modul) dengan
bimbigan tutorial yang diselenggarakan dari jarak jauh dan satuan waktu
tertentu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis,
sifat, dan jenjang pendidikan yang telah ditetapkan.
Prinsip Belajar Jarak Jauh
- Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik
- Relevan dengan kebutuhan. Program Belajar Jarak Jauh relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
- Mutu pendidikan. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
- Efisiensi dan efektivitas program. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, sedapat mubgkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
- Efektifitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat
- Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja..
- Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, manapun dalam kegiatan belajar.
- Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud disini adalah keterpaduan berbagai aspek seperti ketepaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
- Kesinambungan. Penyelenggaraan Belajar Jarak Jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.
Dengan pertimbangan prinsip-prinsip
tersebut, maka bentuk program jarak jauh dapat berupa paket belajar modular,
program siaran radio, atau televisi, dan program multimedia.
Sistem Komponen Belajar Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh disebut
pembelajaran sistem terbuka, karena memberikan kesempatan kepada siapapun untuk
belajar. Disamping itu peraturan yang diberlakukan tidak seketat kelas
konvensional. Peserta didik tidak diwajibkan hadir di kelas untuk mengikuti
proses pembelajaran seperti biasanya. Mereka pun tidak diwajibkan mengikuti
jadwal pelajaran yang kaku. Peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar
sesuai karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minatnya.
Sistem belajar jarak jauh
diselenggrakan dengan maksud agar peserta didik dapat belajar mandiri. Bantuan
terkadang dari pembimbing, yaitu guru dan tutor. Peserta didik belajar melalui
teori, pikiran, perasaan, atau karya- karya yang telah dituangkan dalam buku
teks, modul, majalah, suratkabar, atau program-program (software) yang
disajikan melalui media berbasis TIK. Penyelenggaraan Sistem belajar jarak jauh
meliputi mata pelajaran, ahli pengembangan materi pembelajaran, dan ahli media
pembelajaran yang menyusun dan mengembangkan kurikulum. Mereka mempersiapkan,
merancang, menyusun, dan memproduksi materi pembelajaran.
Program cetak dan program media yang
dihasilkan ini lalu diberikan kepada peserta didik untuk dipelajari, baik
secara individual maupun berkelompok. Mereka akan belajar sesuai dengan
kemampuan dan percepatan belajarnya masing-masing. Peserta didik yang
belajarnya cepat tidak perlu menunggu temannya yang lambat. Sebaliknya, yang
lambat belajarnya tidak perlu merasa ditingggalkan oleh temannya, namun tetap
berusaha untuk belajar dengan optimal sesuai karakteristiknya. Oleh karena
tidak ada guru atau pembimbing langsung selama proses belajarnya, maka sistem
belajar mandiri ini memerlukan kemauan, motivasi, dan semangat, serta disiplin
yang besar dan kuat untuk bisa, pintar, atau cerdas. Jika menghadapi kesulitan
atau tidak bisa mengerjakan soal, peserta didik diharapkan berdiskusi dengan
teman. Untuk mengatasi hal ini maka diadakan tutor untuk memberikan kegiatan
tutorial yang berfungsi sebagai pembimbing.
Dari uraian di atas pembelajaran
PTJJ dapat didepenisikan sebagai pembelajaran yang berangsung secara jarak jauh
karena terpisahnya pendidik dan peserta didik,mempersyaratkan kemandirian
peserta didik, serta didukung oleh layanan belajar yang memadai . Tiga
aspek utama dalam depenisi tersebut
adalah keterpisahan peserta didik dengan pendidik, kemandirian, dan
layana belajar. Dengan bertolak dari definisi itu, seseorang hanya dapat
mengatakan bahwa ia mengikuti pembelajaan jarak jauh, jika dalam proses
pembelajarannya ketiga aspek tersebut terpenuhi.
Aspek keterpisahan antara
pendidikdan peserta didik muncul karena sesuai dengan UU No 20 pasal 31 ayat
(2) , PTJJ memang melayani masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan
secara tatap muka atau reguler .Mereka in i tersebar di seluruh tanag air
,mempunyai keterbatasan waktu dan jarak , serta usia yang sangat
berpariasi.Dengan demikian karakterisrik peserta didik yang merupakan satu
faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran.usia yang sangat
bervariasi (khususnya untuk jenjang pendidikan tinggi), kemamp[uan yang sanagt
berpasiasi,domosili tersebar diseluruh pelosok, latar belakang budaya sangat
beragam , serta mempunyai waktu yang terbatas untuk belajar karena sebagian
besar dari mereka sudah bekerja.
Kemandirian merupakan syarat yang
semestinya dipenuhi oleh peserta didik PTJJ, namun pada kenyataannya, kadar
kemampuan belajar mandiri ini sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh banyak faktor.
Layanan belajar berkaitan dengan
tingkat kemandirian peserta didik.Pengelola PTJJ mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam pembinaan dan pengembanagan kemampuan velajar mandiri. Sebagaimana
dikatakan oleh Garison (1993),
kemandirian dicapai melalui interaksi, bukan isolasi. Ini berarti peserta didik
PTJJ tidak boleh dibiarkan sendiri, mereka harus disentuh dengan berbagai
layanan belajar yang akan membuat mereka termotivasi dan terbebas dari
kesepian.
Konsep dari pembelajaran jarak jauh
yang lebih dikenal dengan istilah distance learning atau distance education,
yaitu suatu sistem pendidikan dimana terdapat pemisahan antara pengajar dan
siswa baik secara ruang dan/atau waktu. Disarankan kepada stakeholder untuk mengadakan
identifikasi kebutuhan belajar, gaya belajar, dan infrastruktur sebelum memulai
distance learning.
Meskipun masih menjadi fenomena
baru, sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web ini mempunyai keuntungan yang
berbeda dengan sistem konvensional dan computer based training (CBT).
Keuntungan yang diperoleh dari sistem pembelajran jarak jauh berbasis web ini
antara lain :
1. Menghemat biaya
2. Memperbaiki Sistem
Pengajaran
3. Lebih nyaman
4. Kebebasan siswa dan
Universalitas
5. Kemudahan Pengajar
6. Materi belajar yang lebih
dinamis
7. Skalabilitas yang lebih
luas
8. Membentuk sebuah komunitas
Teknologi
sangat memperngaruhi orang dalam memperoleh informasi dan data dalam berbagai
jenis. Terkadang hal ini menjadi kendala teknis yang utama. Dalam pembelajaran
jarak jauh hal ini akan membatasi proses pembelajaran siswa. Kecepatan koneksi
akan mempengaruhi dalam proses transfer data. Hal ini akan terasa ketika berupa
paket audio maupun video conference.
Pertama kali kita harus memilih teknologi
yang digunakan dan hanya diperlukan dalam perkuliahan. Hal ini akan mempermudah
siswa dalam menggunkan tools yang dibutuhkanya. Kemudian kita integrasikan
tool-tools yang ada dalam sebuah halaman Web. Dengan demikian user interface
akan terasa lebih simple dalam penggunaannya. Namun hal ini mempunyai
kekurangan yaitu akan mengurangi beberapa kemampuan atau fasilitas
program.
3.
Fungsi pembelajaran
Secara selintas pemilihan media yang
digunakan sebagai alat transfer materi ajar kepada peserta didik dalam PTJJ
sangat tergantung pada faktor biaya yang harus dikeluarkan, baik oleh institusi
penyelenggara PTJJ maupun oleh peserta didik dan ketersediaan media bagi
peserta didik. Walaupun pemikiran ini sangat masuk akal, pemilihan media
ternyata sangat berkaitan erat dengan fungsi pembelajaran. Berkaitan dengan hal
ini Gagne et.al. (1988) melihat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
• karakteristik fisik media
• tujuan belajar
• kemampuan peserta didik
Ketiga faktor ini mempunyai peranan yang
cukup besar dalam pemilihan media yang tepat dalam PTJJ.
a. Karakteristik fisik media
Karakteristik fisik media merupakan satu
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertimbangan ini berkaitan
dengan kemampuan media untuk menyajikan informasi verbal, baik dalam bentuk
teks maupun audio. Kemampuan audio umumnya merupakan kemampuan tambahan dari
beberapa media, misalnya media komputer dengan kemajuan teknologi dapat
menyajikan suara, media televisi dan lain-lain. Kemampuan media dalam
menyajikan informasi visual dan gerakan merupakan salah satu karakter fisik
yang dapat mendasari pemilihan media.
b. Tujuan belajar
Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir
semua jenis media digunakan untuk menyampaikan sebagian besar tujuan belajar,
tetapi tidak pula disangkal bahwa media tertentu akan lebih efektif apabila
digunakan untuk pencapaian tujuan belajar tertentu pula. Misalnya, untuk
mengajarkan bahasa asing, media cetak tidak cukup memadai untuk menyampaikan
materi ajarnya. Kemampuan berbahasa asing tidak akan dapat dikuasai oleh
perserta didik hanya melalui media cetak saja. Dalam hal
ini penggunaan media tambahan seperti
kaset audio dan video akan menyempurnakan pemahaman ataupun penguasaan bahasa
asing tersebut.
c. Kemampuan peserta didik dalam penggunaan
media
Dalam pemilihan media untuk PTJJ,
Rowntree (1994) mengemukakan perlu memperhatikan kemampuan perserta didik dalam
menggunakan media serta kecenderungan mereka untuk menyukai media tertentu.
Walaupun masih merupakan asumsi apabila kondisi ini diperhatikan akan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar pada PTJJ.
PENERAPAN
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Pembelajaran yang dilaksanakan dalan
PTJJ pengajaran yang dilaksanakan oleh pendidik tergambar dalam bahan ajar,
bantuan belajar ( tutorial ) dan evaluasi. Dengan demikian , menciptakan pembelajaran yang menerapkan
prisip-prinsip kontruktivisme, penyelenggaraan PJJ dituntut untuk merancang
bahan ajar, dan evaluasi yang memungkinkan peserta didik untuk terlibat aktif
daklam proses belajar se3hingga peserta didik akan membentuk pengetahuannya
sendiri.
A.Pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar yang dikembengkan dalam
pembelajaran jarak jauh dirancang untuk belajar mandiri, artinya bahan ajar
tersebut dirancang khusus sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Secara umum bahan ajar yang dikembangkan hendaknya dapat dicerna , komunikatif,
dan jelas, mampu melibatkan proses berpikir peserta didik, serta memungkinkan
peserta didik dapat mengevaluasi tingkat penguasaannya secara mandiri.
Pada umumnya bahan ajar utama dalam
PJJ adalah bahan ajar cetak, namun sesuai dengan pengalaman yang harus dilalui
peserta didik dalam mencapai kompetensi dan satu mata kuliah atau mata
pelajaran yang karaktaristik peserta didik sendiri, paket bahan ajar cetak dan
non cetak. Paket bahan ajar didesain secara khusus dan dikembangkan oleh suatu
tim. Tim ini terdiri dari penulis sebagai ahli materi, penelaah, perancang
pembelajar , pengembang media, editor, pengetik, da penata letak.
1.Kegiatan pembuka
Sama seperti pembelajaran tatap
muka, pendidik selalu melaksanakan kegiatan pembuka dalam setiap memulai
pembelajaran. Kegiatan ini juga sama tujuannya seperti dalam pembelajaran tatap
muka umumnya. Kegiatan tersebut antara lain mengemukakan tujuan dan materi
yangakan dibahas, pengajukan pertanyaan, mengaetkan materi yang akan dibahas
denga pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki peserta didik, dan
mengajukan ide-ide yang bertentangan.
2.Sajian materi
Bahan sajian materi beriosi uraian
materi yang disertai dengan contoh,ilustrasi, serta latihan. Uraian materi
berisi paparan tentang materi yang berupa konsep, prinsip, data dan dalil,
teoro nilai dan prosedur, dan keterampilan yang disajikan secara naratif atau
piktrial berpungsi untuk mendorong dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman
belajar pada peserta didik. Materi yang disajikan hendaknya sesuai dengan
kemampuan peserta didik , serta benar dan terkini. Selain itu, materi hendaknya
disajikan secara logis dan sistimatis, komunikatif, dan interaktif, tidak kaku
dan menarik.
Konponen pembelajar konstruktivisme
yang dapat dimunculkan pada bagian sajian materi adalah tugas asli,
keterlibatan peserta didik dengan permasalahan yang bermakna, serta pengetahuan
tentang penerapan dan penggunaan secara kontekstual. Selain itu prinsip-prinsip
pembelajara konstruktivisme yang perlu diterapkan dalam penyajian materi adalah
masalah yang semakin bermakna bagi peserta didik, pengorganisasian materi
sekitar konsep-konsep utama, dan menyesuaikan kurikulum untuk mengakomodasikan
anggapan peserta didik.
Konponen pembelajaran
konstruktivisme yang seharusnya muncul
pada bagian ini adalah pemahaman yang direprensentasikan dalam keragaman. Selain
itu prinsip pembelajara konstruktivisme yang harus diterapkan pada bagian ini
adalah penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik dalam kontek mengajar.
Berkenaan dengan hal tersebut, jenis tes yang diberikan tergantung pada tujuan
belajar yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Jika tujuan berkenaan dengan keterampilan , maka tes perbuatan yang
dikembangkan. Jika tujuan belajar berkenaan dengan domain afektif, maka alat
evaluasi non tes yang akan diberikan. Dalam bahan ajar mandiri , pengembangan
masih mengalamimkesulitan kesulitan untuk mengembangkan tes formatif yang
bersipat penilaian diri yang dapat mengukur kemampuan psikomotor dan afektif
peserta didik.
B. Tutorial
Tutorial merupaka salah satu jenis
bantuan belajar yang disediakan untuk membantu peserta didik berhasil dalam
proses belajar.Tutor memiliki tanggung jawab memberikan balikan terhadap hasil
belajar pada peserta didik, mengajar, dan membantu peserta didik mengembangkan
ketrampilan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar