Pengertian Kinerja
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005:P.570) memberikan defenisi kinerja diartikan sebagai: (1) sesuatu yang
dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja”. Snell SA
(1992:P.329) menyatakan bahwa “kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen
yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya, bersifat eksternal”. Tingkat
keterampilan merupakan bahan baku yang dibawa oleh seseorang ketempat kerjanya,
seperti pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal serta
kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai motivasi
yang diperlihatkan oleh seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan
kondisi-kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi-kondisi eksternal
mendukung kinerja seseorang.
Kinerja adalah suatu ukuran yang
mencakup keefektifan dalam pencapaian tujuan dan efesiensi yang merupakan rasio
dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu (Robbins, 1996:P.24).
Kinerja diberi batasan oleh Maier
sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas
lagi Parter dan Lawler menyatakan bahwa kinerja adalah “succesful role
achievent” yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya
(as’ad,2003:P.47).
Dari batasan-batasan tersebut jelas
bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menurut Vroom
tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang di dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya disebut “level of performance” (As’ad,2003:P.48). Biasanya orang
yang mempunyai level of performance tinggi, disebut sebagai orang
produktif dan sebaliknya orang yang mempunyai level of performance rendah
(tidak mencapai standar) dikatakan sebagai orang yang tidak produktif.
Handoko (1998:P.7) “dua konsepsi
utama untuk mengukur kinerja (performance) seseorang adalah efisiensi
dan efektifitas”. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar. Efisiensi ini merupakan konsep matematik atau merupakan
perhitungan rasio antara pengeluaran (output) dan masukan (infut). Seorang
pegawai yang efisien adalah seorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi
(hasil, produktifitas, kinerja) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan,
uang, mesin dan waktu). Dengan kata lain, dapat memaksimumkan keluaran dengan
jumlah masukan yang terbatas. Sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang pegawai yang efektif adalah
seorang yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan dengan metode (cara)
yang tepat untuk mencapai tujuan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja
Para pimpinan perusahaan atau kantor
sangat menyadari bahwa ada perbedaan kinerja antara seorang pegawai dengan
pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun para pegawai
bekerja pada bagian yang sama, namun produktivitas mereka bisa tidak sama.
Keith Davis (1985:P.484) faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Sedangkan Robbins (1996:P.224), bahwa
kinerja karyawan itu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: kemampuan (ability),
motivasi (motivation), dan kesempatan (opportunity).
Penilaian kerja pegawai didasarkan
atas penilaian dan kemampuan dari karyawan yang bersangkutan dengan menilai
faktor-faktor kemampuan, disiplin, dan kreativitas. Kinerja merupakan cerminan
dari motivasi karyawan yang dinilai. Jadi tinggi rendahnya kinerja pegawai
tergantung dari cerminan perilaku dan kemampuan (motivasi) pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Dari beberapa pendapat di atas,
dapat dikatakan bahwa motivasi dan kemampuan adalah unsur-unsur yang membentuk
kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaannya atau tugasnya. Untuk
kepentingan pendekatan dalam karya tulis ini, selanjutnya teori dasar yang
digunakan sebagai landasan untuk mengkaji analisis kinerja pegawai dalam
hubungannya dengan tupoksi adalah teori kinerja pegawai (performance) yang
diformulasikan oleh Keith Davis di atas, yaitu Human Performance = Ability +
Motivation. Teori tersebut akan diaplikasikan dengan menggunakan berbagai
sumber rujukan yang telah dimodifikasi sesuai dengan permasalahan yang akan
dikaji. Dengan demikian faktor-faktor motivasi dan kemampuan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Salah satu teori motivasi yang
banyak mendapat sambutan yang amat positif di bidang manajemen organisasi
adalah teori Hirarkhi Kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow.
Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun
secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang
paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah
terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang
paling bawah dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat biologis,
kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar
yang bersifat sosial. Pada tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan
untuk mengaktualisasi diri.
Macam-macam kebutuhan menurut
Kinerja
1 Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis terhadap Kinerja
Pegawai
Pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam
karya tulis ini terbukti secara parsial mampu memberikan konstribusi yang
signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Hal ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan fisiologis yang meliputi
pendapatan gaji bulanan, TKPKN, dan lembur. Dengan adanya tiga jenis
penghasilan mempunyai konstribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Artinya terdapat kesesuaian antara penghasilan dengan beban kerja.
Dari tahun ke tahun penghasilan pegawai selalu meningkat sebagai salah satu
bentuk reward akibat bertambahnya beban kerja dan tanggungjawab sehingga
secara keseluruhan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan
kinerja pegawai.
2 Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan
Keamanan dan Keselamatan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai
terhadap Kinerja Pegawai
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan kerja dalam karya tulis ini terbukti secara parsial mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan
keamanan dan keselamatan kerja yang meliputi ketenangan dalam bekerja,
kebebasan berpendapat, kebebasan berinovasi, jaminan kesehatan, jaminan hari
tua/pensiun, kelengkapan fasilitas kerja, lokasi pekerjaan, dan kenyamanan
dalam bekerja mampu memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
Setiap organisasi dan pegawai tentu
saja memiliki kebutuhan dan kepentingan bersama dalam mengusahakan situasi dan
kondisi tempat kerja yang nyaman (work place safety), sebab bila pegawai
terjadi cedera, sakit, dan kecelakaan dapat menurunkan kinerja pegawai yang
mengakibatkan pemborosan uang organisasi. Karena itu setiap kantor harus (a)
menyediakan fasilitas poliklinik yang setiap hari atau waktu-waktu tertentu bisa
dimanfaatkan, (b) menyediakan fasilitas tunjangan pendidikan kepada keluarga
pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, berupa
bantuan dari dana sosial.
3 Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Sosial terhadap Kinerja
Pegawai
Variabel pemenuhan kebutuhan sosial
dalam karya tulis ini terbukti secara parsial mampu memberikan
konstribusi yang signifikan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam
meningkatkan kinerja. Hal ini berarti, kebutuhan sosial yang meliputi hubungan
dengan sesama pegawai, hubungan dengan atasan, hubungan dengan instansi lain,
hubungan dengan pegawai lain pada bagian lain. Secara fitrah, manusia
memerlukan interaksi sosial sesamanya. Oleh karena itu manusia yang normal
pasti membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya, kebutuhan untuk berkumpul,
berdiskusi, bersenda gurau ataupun penyaluran bakat dan minat adalah hal yang
menjadi perhatian dalam suatu organisasi.
Kecakapan sosial menyangkut soal
bagaimana kita menangani suatu hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai
kecakapan sosial seseorang adalah: pertama, empati. Ini menyangkut
kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat
terhadap kepentingan orang lain, juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan
berusaha memenuhi kebutuhan pengguna, mengatasi keragaman dalam membina
pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus emosi sebuah
kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, dan Kedua, keterampilan
sosial, termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang
(persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, bernegoisasi dan
mengatasi saling pendapat, dan menciptakan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan kepentingan bersama.
4 Pengaruh Kebutuhan Penghargaan
terhadap Kinerja Pegawai
Kebutuhan penghargaan yang meliputi
penghargaan atau sanjungan atau pujian dari atasan, penghargaan berupa promosi
jabatan, penghargaan berupa insentif barang dan penghargaan berupa piagam
penghargaan/lencana/piala dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan prestasi
kerja.
5 Pengaruh Aktualisasi Diri terhadap Kinerja Pegawai
Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri
dalam karya tulis ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mempengaruhi motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Kebutuhan
aktualisasi diri pegawai yang meliputi keinginan berkarya sesuai dengan
keahlian yang dimiliki untuk peningkatan karier dan keberhasilan instansinya,
keinginan menyampaikan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang dimiliki
kepada orang lain, dan keinginan untuk menemukan dan mengembangkan hal baru
atas dasar potensi yang ada dalam dirinya, mampu memotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
Manusia merupakan sumber daya paling
penting dalam usaha organisasi untuk mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia
menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan. Betapapun
sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya
tujuan organisasi dapat dicapai. Masyarakat modern menunjukkan perhatian yang
sangat tinggi terhadap aspek manusia. Nilai-nilai manusia (human values) semakin
diselaraskan dengan aspek teknologi maupun ekonomi.
Dalam hubungan dengan motivasi kerja
Maslow menyusun sebuah hirarkhi tentang kebutuhan manusia. Pegawai yang masih
berada pada tingkatan pemenuhan kebutuhan fisik pola motivasinya tentu saja
berbeda dengan pegawai yang sudah sampai pada tahap aktualisasi diri. Bagi
mereka yang memiliki tingkat kebutuhan aktualisasi diri sangat besar, bekerja
telah berubah menjadi sebuah kesenangan dan bekerja bukan lagi dirasakan sebagai
sebuah beban. Namun dengan demikian berarti tugas besar dalam kepemimpinan
ialah sejauhmana para pemimpin dalam suatu organisasi mampu memindahkan posisi
mereka yang dipimpin itu, dari tahap hirarkhi yang rendah menuju hirarkhi yang
tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut,
Kementerian Keuangan perluu untuk memberikan pemenuhan kebutuhan aktualisasi
diri dengan cara: (a) memberikan kesempatan seluas-luasnya pada mereka yang
memang ingin berkembang. Peluang pimpinan untuk mendorong peningkatan motivasi
kerja pegawai dengan berlandaskan kepada pemberdayaan pegawai serta pemberian
kesempatan yang lebih luas kepada pegawai untuk bertindak atas inisiatif
sendiri., dan (b) mengupayakan menghindari dan mencegah adanya lingkungan yang
suka menghambat dengan pembuatan perencanaan yang baik dengan melibatkan
seluruh pegawai untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Menutup uraian pada bagian ini,
penilaian kinerja terhadap pegawai dapat diketahui secara tepat apa yang sedang
dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja pegawai
dapat disusun rencana, strategi dan penentuan langkah-langkah yang perlu
diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karier yang diinginkan. Bagi pihak
manajemen kinerja pegawai sangat membantu dalam mengambil keputusan seperti
promosi dan pengembangan karier, mutasi, penyesuaian kompensasi, kebutuhan
pelatihan dan mempertahankan status organisasi yang telah diperoleh.
Berdasarkan manfaat di atas dapat
dikatakan bahwa penilaian kinerja yang dilakukan secara tidak tepat akan sangat
merugikan pegawai dan organisasi. Karyawan dapat menurun motivasi kerjanya
karena hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak
motivasi karyawan yang menurun adalah ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan
sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Bagi organisasi, hasil penilaian kinerja
yang tidak tepat, misalnya kondisi kerja yang tidak mendukung, akan menurunkan
kualitas organisasi tersebut. Kualitas yang menurun pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil kinerja organisasi, dan tujuan organisasi jadi tidak
maksimal.
GEJALA-GEJALA MASALAH KINERJA
KARYAWAN
Bila seorang karyawan datang kepada Anda dengan suatu masalah, maka sebenarnya, pekerjaan Anda sebagai seorang manager menjadi lebih mudah. Namun bagaimana dengan karyawan lainnya yang tidak pernah datang kepada Anda, walaupun anda selalu menyatakan bahwa "pintu ruang Anda terbuka bagi siapa saja"
Oleh karena itu, Anda pun harus mempertajam kemampuan untuk melakukan observasi dan mengalisis berbagai gejala yang mengindikasikan adanya masalah kinerja, kemudian mencari akar permasalahannya.
Di bawah ini adalah gejala-gejala menurunnya prestasi dan kinerja karyawan :
* kurang persiapan untuk menghadapi rapat maupun presentasi
* selalu mengeluh
* tidak mempunyai hubungan baik dengan pelanggan
* melempar kesalahan pada karyawan lain
* selalu membela diri
* tidak mau bekerjasama dengan karyawan lain, begitupula sebaliknya, karyawan lain tidak mau bekerjasama dengannya.
* membesar-besarkan masalah sepele
* cepat marah, selalu komplain tentang pekerjaan
* produktivitas menurun
* kualitas kerja menurun
* tidak bisa menempati jadwal
* melakukan berbagai tugas yang tidak penting, tetapi menunda tugas yang penting
* menghindar dari penugasan yang lebih menantang
* kacau
* menggantungkan diri pada orang lain
* sering meninggalkan pekerjaan tanpa ijin
* menolak penugasan
* sering absen
* tidak memiliki inisiatif
* tidak dapat memfokuskan diri pada tugas-tugas yang penting
Bila seorang karyawan datang kepada Anda dengan suatu masalah, maka sebenarnya, pekerjaan Anda sebagai seorang manager menjadi lebih mudah. Namun bagaimana dengan karyawan lainnya yang tidak pernah datang kepada Anda, walaupun anda selalu menyatakan bahwa "pintu ruang Anda terbuka bagi siapa saja"
Oleh karena itu, Anda pun harus mempertajam kemampuan untuk melakukan observasi dan mengalisis berbagai gejala yang mengindikasikan adanya masalah kinerja, kemudian mencari akar permasalahannya.
Di bawah ini adalah gejala-gejala menurunnya prestasi dan kinerja karyawan :
* kurang persiapan untuk menghadapi rapat maupun presentasi
* selalu mengeluh
* tidak mempunyai hubungan baik dengan pelanggan
* melempar kesalahan pada karyawan lain
* selalu membela diri
* tidak mau bekerjasama dengan karyawan lain, begitupula sebaliknya, karyawan lain tidak mau bekerjasama dengannya.
* membesar-besarkan masalah sepele
* cepat marah, selalu komplain tentang pekerjaan
* produktivitas menurun
* kualitas kerja menurun
* tidak bisa menempati jadwal
* melakukan berbagai tugas yang tidak penting, tetapi menunda tugas yang penting
* menghindar dari penugasan yang lebih menantang
* kacau
* menggantungkan diri pada orang lain
* sering meninggalkan pekerjaan tanpa ijin
* menolak penugasan
* sering absen
* tidak memiliki inisiatif
* tidak dapat memfokuskan diri pada tugas-tugas yang penting
Penyebab
timbulnya masalah kinerja :
* Kurang terampil : mereka tidak tahu cara menggunakannya
* Kurang termotivasi : mereka tidak mau melakukannya
* Kekurangan sumber daya : mereka tidak memiliki sumber daya yang diperlukan
KURANG TERAMPIL
Bertanyalah pada diri sendiri dengan menggunakan 5 pertanyaan berikut untuk mengetahui apakah masalah yang terjadi adalah karena karyawan memang kurang terampil :
* Apakah Anda melakukan analisis kesesuaian antara keterampilan yang diperlukan oleh suatu pekerjaan dan latar belakang yang dimiliki calon karyawan sebelum diputuskan untuk menerima calon tersebut sebagai karyawan ?
* Kurang terampil : mereka tidak tahu cara menggunakannya
* Kurang termotivasi : mereka tidak mau melakukannya
* Kekurangan sumber daya : mereka tidak memiliki sumber daya yang diperlukan
KURANG TERAMPIL
Bertanyalah pada diri sendiri dengan menggunakan 5 pertanyaan berikut untuk mengetahui apakah masalah yang terjadi adalah karena karyawan memang kurang terampil :
* Apakah Anda melakukan analisis kesesuaian antara keterampilan yang diperlukan oleh suatu pekerjaan dan latar belakang yang dimiliki calon karyawan sebelum diputuskan untuk menerima calon tersebut sebagai karyawan ?
* Apakah Anda memberikan penjelasan
kepada karyawan tentang budaya perusahaan dan pekerjaan yang harus dilakukannya
?
* Apakah Anda menjelaskan harapan-harapan dan standar prestasi yang harus dicapai karyawan sehingga mereka mengetahui secara pasti yang harus dilakukannya ?
* Apakah Anda berdialog dengan karyawan untuk memastikan bahwa komunikasi yang Anda lakukan kepada mereka sudah jelas dan lengkap ?
* Apakah Anda melatih keterampilan karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan ?
5 Hal yang bisa Anda lakukan untuk mengevaluasi kekurang terampilan karyawan :
* Lakukan analisis persyaratan setiap pekerjaan yang terdapat pada unit kerja Anda dan buatlah pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kesesuaian latar belakang calon karyawan terhadap persyaratan tersebut selama melakukan wawancara.
* Buatlah pembuktian (evidence) dari sejumlah check list dan perhatikan apakah karyawan mampu melaksanakannya.
* Selama mendiskusikan sasaran,berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakkan pendangannnya dan menjelaskan kemampuannya.
* Bertanyalah kepada karyawan tentang pelatihan yang pernah diperolehnya yang terkait dengan pekerjaannya sekarang dan hal-hal apa saja yang diharapkan bisa membantunya.
Bila mereka bukan karyawan baru pada pekerjaannya saat ini, perhatikan karyawan mulai dari awal proses dan berikan umpan balik untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi,kebiasaan yang tidak tepat, atau prosedur yang tidak sesuai sebelum menjadi berlarut-larut.
* Apakah Anda menjelaskan harapan-harapan dan standar prestasi yang harus dicapai karyawan sehingga mereka mengetahui secara pasti yang harus dilakukannya ?
* Apakah Anda berdialog dengan karyawan untuk memastikan bahwa komunikasi yang Anda lakukan kepada mereka sudah jelas dan lengkap ?
* Apakah Anda melatih keterampilan karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan ?
5 Hal yang bisa Anda lakukan untuk mengevaluasi kekurang terampilan karyawan :
* Lakukan analisis persyaratan setiap pekerjaan yang terdapat pada unit kerja Anda dan buatlah pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kesesuaian latar belakang calon karyawan terhadap persyaratan tersebut selama melakukan wawancara.
* Buatlah pembuktian (evidence) dari sejumlah check list dan perhatikan apakah karyawan mampu melaksanakannya.
* Selama mendiskusikan sasaran,berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakkan pendangannnya dan menjelaskan kemampuannya.
* Bertanyalah kepada karyawan tentang pelatihan yang pernah diperolehnya yang terkait dengan pekerjaannya sekarang dan hal-hal apa saja yang diharapkan bisa membantunya.
Bila mereka bukan karyawan baru pada pekerjaannya saat ini, perhatikan karyawan mulai dari awal proses dan berikan umpan balik untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi,kebiasaan yang tidak tepat, atau prosedur yang tidak sesuai sebelum menjadi berlarut-larut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar